butiran2 itu meleleh lagi dari matanya..
sekedar untuk merayakan perihnya keadaan..
tak menyelesaikan masalah...
hanya membuatnya sedikit lebih lega..
meneriakkan kekecewaan...
mungkin dosanya sudah tak terbendung...
mungkin memang hukuman yang pantas di dapat sebagai ganjarannya..
tak mau lagi ia bertanya..
tak mau lagi ia bertanya soal keadilan..
hanya air mata yang kini ia punya...
tak mungkin lagi ia berpikir..
mungkin otaknya kini sudah ikut meleh bersama air matanya...
sia-sia?
mungkin iya..
hingga nanti semua terjawab..
hingga nanti ia melihat sisi lain dari hidupnya...
tak ada yang perlu di sesali...
karena sang penulis cerita telah membuatnya sempurna..
ia menangis..
hanya untuk merayakan perih..
pesta yang begitu megah...
pesta yang begitu mahal..
pesta yang tak tertandingi...
bukan pita..
bukan gemerlap cahaya lampu..
bukan gelak tawa..
hanya air mata...
hanya lelehan kecewa...
walau mungkin tak pantas untuk kecewa...
ia mulai tersenyum pagi ini...
melihat mata sembab sisa semalam..
melangkah lagi..
aku bercerita tentang ia yang selalu kuat..
tentang ia yang bertopeng senyum..
tentang ia yang mereka kenal tangguh...
tentang ia yang terkadang bodoh...
dan malam ini ia merayakan kepedihannya...
merayakan semua yang tertahan... merayakan semua dengan air mata...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar